tag:blogger.com,1999:blog-73136769577583711542024-02-08T05:06:02.378-08:00ULIL ALBAAB DEVELOPMENT CENTREOfficial blog sekretariat program unggulan Ponpes Ulil Albaab NW Gegek Lombok TimurAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/13353247010342933378noreply@blogger.comBlogger6125tag:blogger.com,1999:blog-7313676957758371154.post-36841666436504678692012-08-01T00:13:00.002-07:002012-08-01T00:13:56.722-07:00<img alt="" class="spotlight" src="http://a6.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/425151_3083231178449_1288711399_n.jpg" style="height: 587px; width: 392px;" />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13353247010342933378noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7313676957758371154.post-52871089724297016572012-07-31T22:52:00.002-07:002012-07-31T22:52:44.945-07:00<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<a href="https://encrypted-tbn0.google.com/images?q=tbn:ANd9GcTlBClcexIcxAC0oNNktxZZeH5nwrZ0L37ynRlq-_cNw-rkIiHUMw" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" class="rg_hi uh_hi" data-height="208" data-width="144" id="rg_hi" src="https://encrypted-tbn0.google.com/images?q=tbn:ANd9GcTlBClcexIcxAC0oNNktxZZeH5nwrZ0L37ynRlq-_cNw-rkIiHUMw" /></a><b>Gagasan Sosialisme Islam Ali Syari'ati </b></div>
<br />
<table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr>
<td align="right" class="buttonheading" width="100%">
<a href="http://www.uin-malang.ac.id/index.php?view=article&catid=35%3Aartikel-dosen&id=2374%3Agagasan-sosialisme-islam-ali-syariati-&format=pdf&option=com_content&Itemid=210" rel="nofollow" title="PDF"><img alt="PDF" src="http://www.uin-malang.ac.id/templates/rt_terrantribune_j15/images/pdf_button.png" /></a> </td>
<td align="right" class="buttonheading" width="100%">
<a href="http://www.uin-malang.ac.id/index.php?view=article&catid=35%3Aartikel-dosen&id=2374%3Agagasan-sosialisme-islam-ali-syariati-&tmpl=component&print=1&layout=default&page=&option=com_content&Itemid=210" rel="nofollow" title="Cetak"><img alt="Cetak" src="http://www.uin-malang.ac.id/templates/rt_terrantribune_j15/images/printButton.png" /></a> </td>
<td align="right" class="buttonheading" width="100%">
<a href="http://www.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_mailto&tmpl=component&link=aHR0cDovL3d3dy51aW4tbWFsYW5nLmFjLmlkL2luZGV4LnBocD9vcHRpb249Y29tX2NvbnRlbnQmdmlldz1hcnRpY2xlJmlkPTIzNzQ6Z2FnYXNhbi1zb3NpYWxpc21lLWlzbGFtLWFsaS1zeWFyaWF0aS0mY2F0aWQ9MzU6YXJ0aWtlbC1kb3NlbiZJdGVtaWQ9MjEw" title="E-mail"><img alt="E-mail" src="http://www.uin-malang.ac.id/templates/rt_terrantribune_j15/images/emailButton.png" /></a> </td>
</tr>
</tbody></table>
<table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr>
<td valign="top"></td></tr>
<tr><td class="createdate" valign="top"><br /></td>
</tr>
<tr>
<td valign="top">
<div style="text-align: justify;">
<strong>BERBICARA</strong> mengenai
sosialisme, tentu juga berbicara tentang suatu paham Marxisme. Sebab
ajaran-ajaran sosialisme dipandang sebagai cikal bakal yang mengilhami
--untuk tidak menyebut mewariskan-- cara berpikir selanjutnya pada
Marxisme. Padahal, hingga kini masih terjadi polarisasi ekstrim antara
agama di satu pihak, dengan Marxisme di pihak lain. Agama dan Marxisme
adalah dua kekuatan kontradiktif yang cenderung bertolak belakang secara
diametral. Lantas, mengapa bisa muncul gagasan sosialisme Islam seperti
yang dikemukakan oleh Ali Syariati?</div>
<div style="text-align: justify;">
Memasuki masyarakat Dunia Ketiga, Ali
Syari'ati dipandang sebagai tokoh yang revolusioner mengembalikan citra
Islam dari tuduhan yang statis, anti kemajuan dan anti kemapanan. Sebab,
Dunia Ketiga telah sepenuhnya terkena penyakit apa yang dikenal
"westruckness" (mabuk kepayang terhadap Barat dan materialism syndrom)
kegilaan terhadap kemegahan materialistik. Padahal modernisme yang
dibungkus dengan paham materialisme yang berkembang saat ini tidaklah
mampu mengantarkan kebahagiaan dan ketentraman hidup manusia.</div>
<div style="text-align: justify;">
Menghadapi syndrom yang serba ke
barat-baratan itu, Ali Syari'ati telah membuktikan kepada dunia, bahwa
Islam tidaklah reaksioner, pasif, dan status quo. Islam pun menggerakkan
manusia melawan berhala-berhala peradaban duniawi itu. Islam adalah
revolusioner. Yaitu menata perubahan hidup dari sistem jahiliyah menuju
sistem yang berkeadaban dan berkemanusiaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sosok Ali Syari'ati dikenal sebagai
intelektual Muslim yang spektrum pemikirannya telah melintas batas
geografis dan batas waktu. Ketokohannya dilambangkan dengan berapi-api
pidato dan berderet-deret karya tulis yang menggugah semangat, telah
membuktikan bahwa dirinya adalah cermin seorang rausyan fikr, sosok
manusia ideal yang menjadi cita-citanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pandangan sosialisme Islam Syari'ati
sangat berbeda dengan ajaran yang dikembangkan oleh Karl Marx
(Marxisme). Marxisme menolak eksistensi agama. Bahkan lebih keras lagi,
agama menurut Marx, adalah doktrin sesat yang tidak perlu diikuti.
Marxisme menyatakan bahwa agama adalah candu masyarakat (religion is
opium). Agama dianggap telah mengalienasi manusia sendiri. Sikap
antipati Marxisme terhadap agama tersebut bahkan dijadikan sebagai salah
satu pandangan Marxisme yang dikonsepsikan dalam The Alienating Effect
of Religion.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara sosialisme Islam seperti yang
dinyatakan Syari'ati, adalah paham yang berpihak pada kaum terindas
(mustadzafin), dan meluruskan perjalanan sejarah dari kekuasaan tiran
menjadi kekuasaan kelompok tercerahkan, berpihak pada kelas bawah
(proletar) bersama orang-orang yang berada di jalan Tuhan. Secara jelas,
aspek ini berbeda sama sekali dengan padangan Marxisme.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan berlatar belakang keagamaan yang
kuat dan mendalam, Syari'ati mengemukakan beberapa ide-ide sosialisme
Islam secara berani dan brilian. Gagasannya ditujukan kepada seluruh
rakyat Iran, mulai dari lapisan intelektual, mahasiswa, ulama, sampai
berbagai kelompok sosial-pekerja. Dari sanalah sosialisme Islam
mendapatkan tempat dan mulai ada kesadaran akan perubahan bagi kondisi
yang lebih baik, keberanian untuk bergerak, dan kesadaran kelas mulai
geliat muncul.</div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk mengubah tatanan sistem dunia yang
serba "Marxis" seperti itu dibutuhkan kesadaran tauhid, yaitu sebuah
pandangan dunia mistik-filosofis yang memandang jagad raya sebagai
sebuah organisme hidup tanpa dikotomisasi, semua adalah kesatuan
(tauhid) dalam trinitas antara tiga hipotesis; Tuhan, Manusia dan Alam.
Pandangan ini dengan sendirinya membantah eksistensi ajaran Marxisme,
yang tidak mengakui kesatuan trinitas itu. Bagi Syari'ati, tauhid
memandang dunia sebagai suatu imperium, sedangkan lawannya syirik
memandang dunia sebagai suatu feodal. Dengan pandangan ini maka dunia
memiliki kehendak, kesadaran diri, tanggap, cita-cita, dan tujuan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Syari'ati juga punya concern terhadap
nasip negara Dunia Ketiga, di mana mereka dijajah secara ekonomi,
politik, dan kultural oleh Barat. Dalam konteks Iran, untuk menyerang
imperium seperti itu, Syari'ati mengangkat ideologisasi Islam. Dengan
mengekspresikan akar tradisi Islam, semua bentuk realitas kedzaliman
pasti bisa teratasi sepanjang jiwa Islam dipahami secara benar.
Barangkali sikap demikian ini, Syari'ati memanfaatkan warisan masa silam
dari dinasti Shafawi, atau mungkin dari khalifah Ali, sebagai
inspiratornya. Syari'ati tidak pernah diam berbuat dan berpikir demi
kemajuan negaranya. Beliau ingin menghidupkan Rausyan fikr kembali,
sebagai sosok yang mempunyai kesadaran dan tanggungjawab untuk
menghasilkan lompatan besar dalam sejarah dunia.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam dunia sosial-politik, Syari'ati
dikenal memiliki komitmen luar biasa pada keadilan dan membela kaum
rakyat tertindas. Bahkan diakui, Syari'ati telah memberikan kontribusi
dan sekaligus sebagai inspirator terhadap gerakan-gerakan Islam radikal
dipelbagai belahan dunia Islam, terutama dalam melawan rezim otoriter.
Rezim otoriter yang dibawah pimpinan Syah Iran yang disetir Barat, di
luluh-luntakkan oleh Syari'ati. Dengan demikian keberhasilan revolusi
Iran pada 1979 telah memberikan dampak yang cukup besar pada dunia Arab.</div>
<div style="text-align: justify;">
Melihat sosoknya yang begitu
meledak-ledak, sampai seorang pemikir Marxis terkenal bernama Fred
Halliday mengakui bahwa kaum Marxis di seluruh dunia merasa iri dengan
revolusi Iran 1979, oleh karena revolusi massal Iran mampu menarik
berjuta-juta rakyat Iran turun ke jalan menumbangkan rezim Syah yang
sedang berkuasa dengan otoriternya. Padahal secara "revolution en
massre", yaitu revolusi yang benar-benar diledakkan oleh massa seperti
Iran itulah -suatu revolusi yang didorong oleh ide-ide Islam
revolusioner- suatu revolusi yang diimpi-impikan oleh Karl Marx dan
Engels selama ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sosialisme Islam seperti yang digubah
oleh Syari'ati memiliki visi yang cemerlang bagi peningkatan kesadaran
masyarakatnya. Islam sebagai agama tidak hanya dipahami sekadar
aktivitas ritual dan fiqh yang tidak menjangkau wilayah politik, apalagi
masalah-masalah sosial kemasyarakatan. Islam harus dikonstruk sebagai
sumber inspirasi emansipasi dan pembebasan. Yaitu nilai-nilai yang
menjungjung tinggi keadilan dan kesamaan derajat. Islam tidak mengenal
kelas/kasta yang membelenggu tatanan sosial, yang sebagaimana itu
diciptakan dalam paham Marxisme.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
*) Mujtahid, Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang</div>
</td></tr>
</tbody></table>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13353247010342933378noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7313676957758371154.post-56301167122773177322012-07-31T22:47:00.004-07:002012-07-31T22:47:34.183-07:00<h1 class="title">
Teologi Pembebasan Ali Syari’ati</h1>
<div class="meta">
<div class="submitted">
<br />
</div>
</div>
<div class="content clearfix">
<div class="field field-type-filefield field-field-gbr">
<div class="field-items">
<div class="field-item odd">
<img alt="" class="imagecache imagecache-article imagecache-default imagecache-article_default" height="239" src="http://rimanews.com/sites/default/files/imagecache/article/ali_16.jpg" title="" width="320" /> </div>
</div>
</div>
<strong> </strong><br />
<strong>Oleh: DR. Sabara, M. Fil.I </strong><strong> </strong><br />
<br />
<em>Bagi Dia, Tauhid berarti Keesaan (Oneless)</em><br />
<em>Bagi kita, Tauhid adalah kesatuan (unity)</em><br />
<em>KepadaNya, Tauhid berarti penghambaan </em><br />
<em>Kepada kita, Tauhid bermakna pembebasan </em><br />
<em>Untuk Dia, Tauhid adalah pemujaan tanpa syarat</em><br />
<em>Untuk kita, Tauhid adalah persamaan tanpa kelas.</em><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Banyak di antara kita yang memiliki kesulitan besar dalam memahami
bagaimana Tauhid terkait dengan pembebasan. Hal ini mungkin disebabkan
oleh karena kita telah dikondisikan untuk memiliki tingkat keimanan yang
terbatas hanya pada <em>taqlid</em> dan ritus, Ibadah keagamaan dan
dogma teologis. Iman (keyakinan) kita seperti jubah di dalam masjid.
Walhasil, Islam dengan Tauhid sebagai fondasi ajaran menjadi tak bertuah
bagi kemanusiaan, jangankan menjadi rahmat, justru Islam sering
dijadikan dalih (pembenaran) yang melanggengkan kezaliman (hal yang
sejatinya paling dilawan oleh Islam).</div>
<div style="text-align: justify;">
Secara praksis, menurut Hassan Hanafi, teologi yang diyakini secara
dogmatik tak mampu menjadi "pandangan yang benar-benar hidup" yang
memberi motivasi tindakan dalam kehidupan kongkret manusia. Hal ini
dikarenakan penyusunan doktrin teologi tidak didasarkan atas kesadaran
murni dan nilai-nilai perbuatan manusia. Sehingga muncul keterpecahan (<em>split</em>)
antara keimanan teoritis dan keimanan praktis dalam umat Islam, yang
pada gilirannya akan menghasilkan sikap-sikap moral ganda atau
"sinkretisme kepribadian". Fenomena sinkretis ini tampak jelas, menurut
Hassan Hanafi, dengan adanya paham keagamaan dan sekularisme (dalam
kebudayaan), tradisional dan modern (dalam peradaban), Timur dan Barat
(dalam politik), Konservatisme dan progresifisme (dalam sosial), serta
kapitalisme dan sosialisme (dalam ekonomi).<a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftn1" name="_ftnref1" title="">[1]</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Melihat efek regresif dari teologi dogmatik yang hari ini menjadi <em>mainstreem</em>
utama dalam khasanah teologi Islam yang dianut oleh mayoritas umat
Islam, meniscayakan perlunya digagas suatu konstruk teologi Islam yang
mampu menjawab persoalan-persoalan umat Islam, perlu dikonstruk teologi
yang mempu memantik spirit, menjadi <em>inspiring, </em>dan menjadi
pandangan dunia yang membebaskan umat Islam dari keterjajahan,
keterbelakangan, dan keterbodohan. Rekonstruksi teologi Islam adalah
satu hal yang sangat urgen dalam rangka pembenahan kondisi umat Islam
menuju keadaan yang lebih baik. Teologi islam yang lebih bercorak
liberasi (membebaskan) adalah corak teologi yang sangat dibutuhkan dalam
menjawab kondisi kekinian umat Islam yang terpuruk pada keterbelakangan
dan ketertinggalan dari umat-umat yang lain. Dalam rangka menyusun
format kerangka teologi yang bersifat liberasi sangat dibutuhkan
penafsiran baru yang rasional dan ilmiah, serta tetap berdasarkan pada <em>nash</em> suci (Alquran dan hadis) sebagai rujukan doktrinal dalam menyusun kerangka teologi yang konstruktif bagi umat Islam.</div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Toshio Kuroda, dalam menyusun konstruk teologi yang memiliki
relevansi dalam menjawab persoalan-persoalan yang senantiasa muncul
dalam perjalanan manusia sepanjang zaman. Didasarkan pada keyakinan
bahwa Islam adalah norma kehidupan yang sempurna dan mampu beradaptasi
pada setiap bangsa dan setiap waktu. Firman Allah adalah abadi dan
universal yang menyangkut seluruh aktivitas dari seluruh suasana
aktivitas kemanusiaan tanpa perbedaan apakah ia aktivitas mental atau
aktivitas duniawi.<a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftn2" name="_ftnref2" title="">[2]</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan pernyataan Toshio Kuroda tersebut, dapat disimpulkan bahwa
Islam mencakup bidang-bidang keduniaan, mental, dan sekaligus ketuhanan.
Dengan demikian teologi (Tauhid) memiliki fungsi vital dalam pemikiran
umat Islam, dalam lembaga-lembaga sosial politik Islam, dan dalam
peradaban.<a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftn3" name="_ftnref3" title="">[3]</a>
Tauhid haruslah bermakna penyatuan atau kesatuan antara dimensi
transenden (spiritual) dan imanen (sosial). Antara realitas ilahiyah
yang transenden dengan realitas alam dan manusia yang imanen tak
memiliki keterpisahan yang kaku sehingga harus diposisikan secara biner.
Dalam pandangan Murtadha Muthahhari, konstruksi teologi yang akhirnya
menjadi sebuah pandangan dunia (<em>world view</em>) Tauhid yang bersifat <em>unipolar</em> dan <em>uniaxial</em>.<a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftn4" name="_ftnref4" title="">[4]</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara universal, seluruh aspek kehidupan sosial Islam harus
diintegrasikan ke dalam "jaringan relasional Islam". Jaringan ini
diderivasikan dari pandangan dunia Tauhid, yang mencakup aspek keagamaan
dan keduniawian, spiritual dan material, individual dan sosial.
Jaringan relasional Islam ini akhirnya teruji dalam bentuk praksis
ibadah ritual<a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftn5" name="_ftnref5" title="">[5]</a>
yang merupakan kewajiban yang mesti dijalankan oleh umat Islam. Selain
itu, perlu digagas relasi Tauhid dan pembebasan, implementasi Tauhid
dalam konteks penindasan, dan masyarakat seperti apa yang diinginkan
dalam konteks Tauhid.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ali Syari'ati merupakan salah seorang tokoh intelektual muslim abad modern yang <em>concern </em>pada
tema-tema pembebasandari agama. Berbasis pandangan dunia Tauhid beliau
menjadi propagandis yang membakar semangat anak muda Iran di tahun
1970-an untuk bangkit melawan penindasan rezim Pahlevi. Tak bisa
dipungkiri, beliau adalah salah seorang tokoh teologi pembebasan Islam,
yang bahkan mempersembahkan nyawanya untuk misinya tersebut.<strong> </strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Biografi Singkat Ali Syari'ati</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Ali Syari'ati terlahir dengan nama Ali Mazinani, pada tanggal 24
November 1933 di Mazinan, sebuah daerah dekat kota suci Masyhad, sebuah
kota yang dianggap suci oleh para penganut Syiah imamiyah Itsna
‘Asyariyah, karena di kota tersebut dimakamkan imam mereka yang
kedelapan, yakni imam Ali bin Musa al-Ridha. Ayah beliau adalah Muhammad
Taqi Syari'ati dan ibu beliau bernama Zahrah. Nama Syari'ati sendiri
yang kemudian dikenal sebagai namanya, beliau gunakan pertama kali pada
paspornya untuk mengelabui petugas imigrasi, sewaktu beliau akan
meninggalkan Iran menuju Inggris, pada tanggal 16 Mei 1977 (beberapa
hari sebelum beliau meninggal).<a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftn6" name="_ftnref6" title="">[6]</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang tua beliau adalah tokoh masyarakat yang cukup disegani
ditengah-tengah masyarakatnya sebagai tokoh spiritual. Meskipun
demikian, keluarga Syari'ati tetaplah hidup sederhana selayaknya
penduduk desa yang lain. Dari keluarganya inilah Ali Syari'ati membentuk
kepribadiannya, mentalitas, dan jati dirinya, utamanya melalui sang
ayah yang berperan sebagai orang tua, guru, dan pembimbing spiritualnya.<a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftn7" name="_ftnref7" title="">[7]</a>
Masa muda Syari'ati dihabiskan dengan belajar, membantu orang tuanya
mencari nafkah dan ikut aktif dalam perjuangan-perjuangan politik dan
melakukan propaganda menentang rezim Syah Pahlevi yang sedang berkuasa
di Iran pada saat itu.<a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftn8" name="_ftnref8" title="">[8]</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain terpengaruh oleh ayahnya, pembentukan jiwa Ali Syari'ati juga cukup terpengaruh oleh kakeknya <em>Akhund</em>
Ahmad dan paman dari ayahnya Najib Naysapuri. Dari merekalah Ali
Syari'ati kecil mempelajari fiqih, sastra, dan filsafat. Ali Syari'ati
cukup mewarisi tradisi keilmuan yang diturunkan dari ayahnya, kakeknya,
dan paman ayahnya.tersebut.<a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftn9" name="_ftnref9" title="">[9]</a>
Hal ini tebukti dengan jejak langkah Ali Syari'ati selanjutnya yang
memiliki kecendrungan yang cukup tinggi terhadap berbagai jenis keilmuan
dan gerakan sosial keagamaan sebagaiamana ayah, kakek, dan paman
ayahnya tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
Syari'ati kecil memulai pendidikan formalnya di sebuah sekolah swasta di Masyhad.<a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftn10" name="_ftnref10" title="">[10]</a>
Pada saat usianya yang menginjak masa remaja, Syari'ati cukup intens
melakukan pengkajian terhadap filsafat, mistisisme, sastra, dan
masalah-masalah kemanusiaan.<a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftn11" name="_ftnref11" title="">[11]</a>
Ketika memasuki usia dewasa, Ali Syari'ati telah aktif menyibukkan
dirinya dalam kegiatan-kegiatan sosial politik keagamaan. Di usianya
yang masih terbilang muda, Syari'ati aktif di "Gerakan Sosialis
Penyembah Tuhan" yang didirikan oleh ayahnya.<a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftn12" name="_ftnref12" title="">[12]</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada tahun 1950-1951, ketika usia beliau masih 17 tahun, Ali Syari'ati
terlibat dalam gerakan nasionalisme yang dilancarkan oleh</div>
<div style="text-align: justify;">
Perdana Mentri Iran, Muhammad Mussaddeq untuk menggulingkan rezim Syah
Pahlevi. Setelah Mussaddeq gagal dalam melancarkan kudetanya pada tahun
1953, Ali Syari'ati bergabung bersama ayahnya ikut aktif dalam "Gerakan
Perlawanan Nasional" cabang Masyhad yang didirikan oleh Mehdi Bazargan.
Akibat gerakannya itu, beliau bersama ayahnya dipenjara selama delapan
bulan di penjara Teheran.<a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftn13" name="_ftnref13" title="">[13]</a>
Masih pada tahun 1950-an ini juga, Syari'ati mendirikan Asosiasi
Pelajar di Masyhad dan melakukan gerakan untuk menasionalisasi
perusahaan industri minyak Iran.<a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftn14" name="_ftnref14" title="">[14]</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada tahun 1959, Ali Syari'ati lulus sebagai sarjana sastra dari
Universitas Masyhad. Selanjutnya pada tahun 1960, beliau mendapat bea
siswa dari pemerintah untuk melanjutkan study di Universitas Sorbone di
Prancis.<a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftn15" name="_ftnref15" title="">[15]</a>
Di Prancis inilah Syari'ati tinggal selama lima tahun dan banyak
menimba beragam ilmu serta terlibat aktif dalam berbagai gerakan
pembebasan. Di Prancis, beliau banyak berkenalan dan berguru pada
beberapa filosof dan ilmuwan terkemuka Prancis, seperti Alexist Carrel,
Jean Paul Sartre, Henry Bergson, Frans Fanon, Louis Massignon, Albert
Camus, dan tokoh-tokoh pemikir Prancis yang lainnya.<a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftn16" name="_ftnref16" title="">[16]</a>
Diantara tokoh Prancis yang sangat mempengaruhi pemikiran beliau adalah
Alexist Carrel, seorang ilmuwan Prancis. Bahkan beliau menerjemahkan
dan mengembangkan buku karangan Alexist Carrel yang berjudul <em>de Prayer</em> kedalam bahasa Arab dengan judul <em>al-Du'a. </em>Diantara
tokoh pemikir eksistensialisme yang cukup mempengaruhi pemikiran Ali
Syari'ati adalah Jean Paul Sartre, Soren Abeye Kierkegard, dan Nikholas
Bordayev. Selain itu Syari'ati juga banyak mengkaji pemikiran-pemikiran
Marxisme yang sedang <em>booming</em> pada masa itu di dunia.</div>
<div style="text-align: justify;">
Selama di Prancis, beliau aktif dalam gerakan politik pembebasan iran
bersama Mustafa Chamran dan ibrahim Yazdi. Di saat yang sama, beliau
juga aktif dalam gerakan "Front Nasional Kedua". Selama tinggal di
Prancis, Syariati juga ikut aktif dalam gerakan pembebasan Aljazair.<a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftn17" name="_ftnref17" title="">[17]</a>
Setelah beliau berhasil menyelesaikan program doktoralnya di Prancis,
pada bulan September 1964, beliau meninggalkan Prancis dan kembali ke
kampung halamannya di Iran.<a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftn18" name="_ftnref18" title="">[18]</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Sesampainya di Iran, Syari'ati ditangkap dan ditahan selama 1,5 bulan
atas tuduhan terlibat aktif dalam gerakan politik melawan pemerintah
selama beliau di Prancis.<a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftn19" name="_ftnref19" title="">[19]</a>
Setelah dibebaskan, beliau kemudian diterima mengajar di Universitas
Masyhad. Selain itu, Syari'ati juga mengajar di beberapa sekolah di
Masyhad. Karena aktivitas politiknya yang cukup membahayakan, Syari'ati
kemudian dikeluarkan dari Universitas Masyhad, dan selanjutnya beliau
bersama Murtadha Muthahhari, Husein Behesyti, serta beberapa ulama Syiah
yang lain mendirikan lembaga pendidikan <em>Huseiniyah Irsyad, </em>Syari'ati
sendiri terlibat sebagai salah satu pengajarnya. Masa antara tahun
1967-1873 adalah masa di mana Syari'ati menyibukkan dirinya untuk
mengajar di <em>Huseiniyah Irsyad</em> serta terlibat aktif dalam gerakan-gerakan politik melawan rezim Syah. Selama mengajar di <em>Huseiniyah Irsyad</em>
beliau banyak memberikan kuliah yang cukup membakar semangat anak muda
Iran untuk melakukan perlawanan terhadap pemerintah. Akibat kegiatannya
ini, akhirnya beliau kembali dipenjarakan selama lima ratus hari oleh
pemerintah. Syari'ati baru dibebaskan oleh pemerintah Iran pada bulan
Maret 1975, itu pun setelah adanya desakan dari berbagai organisasi
internasional serta para tokoh intelektual Prancis dan Aljazair.<a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftn20" name="_ftnref20" title="">[20]</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah dibebaskan, Syari'ati menyadari bahwa dirinya tidak bebas
melakukan aktivitas politik selama tinggal di iran. Akhirnya pada
tanggal 16 Mei 1977, beliau meninggalkan Iran menuju ke Eropa. Tujuan
pertama beliau adalah singgah di inggris dan selanjutnya hendak ke
Amerika Serikat untuk mengunjungi anaknya yang kuliah di sana. Tapi,
belum sempat beliau pergi ke Amerika, pada tanggal 19 juni 1977, beliau
ditemukan meninggal secara misterius di rumah keluarganya, di
Schoumpton, Inggris.<a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftn21" name="_ftnref21" title="">[21]</a>
Pemerintah Iran(rezim Syah) menyebutkan beliau meninggal akibat
serangan jantung, namun dugaan terkuat beliau dibunuh oleh agen SAVAK
(agen intelejen Iran).<a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftn22" name="_ftnref22" title="">[22]</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena aktivitas politiknya yang begitu padat dan usia beliau yang
cukup singkat, Ali syari'ati hanya sempat menulis dua buku secara
khusus, yaitu <em>Hajj </em>(Haji) dan <em>Kavir </em>(Gurun Pasir), selebihnya adalah kumpulan kuliah dan ceramah beliau yang kemudian dibukukan.<a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftn23" name="_ftnref23" title="">[23]</a> Selain itu juga sempat menerjemahkan dan menggubah beberapa buku, seperti <em>Abu Dzar</em>, <em>Salman al-Farisi, </em>dan <em>de Prayer </em>karya
Alexist Carrel. Telah banyak karya beliau yang telah diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia. Pemikiran-pemikiran beliau yang cukup filosofis
dan revolusioner telah cukup banyak mempengaruhi pemikiran Islam modern
yang berkembang di Indonesia. </div>
<a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><br clear="all" /><br />
[<span style="font-size: xx-small;">1]</span></a><span style="font-size: xx-small;"><em>Lihat </em>Hassan Hanafi, <em>Min al-Aqidah ila al-Tsawrah, </em>Diterjemahkan oleh Asep Usman Ismail, Suadi Putro, dan Abdul Rauf dengan Judul <em>Dari Akidah ke Revolusi </em>(Cet, I; Jakarta: Paramadina, 2003), h. 45.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftnref2" name="_ftn2" title="">[2]</a>Kazuo Shimogaki, <em>Between Modernity and Postmodernity the Islamic Left and Dr. Hassan Hanafi's Thought: a Critical Reading, </em>diterjemahkan oleh M. Imam Aziz dan M. Jadul Maula dengan Judul <em>Islam Kiri: Antara Modernisme dan Postmodernisme Telaah Kritis Pemikiran Hassan Hanafi </em>(Cet. VII; Yogyakarta: LKiS, 2004), h. 16.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftnref3" name="_ftn3" title="">[3]</a><em>Ibid.</em></span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftnref4" name="_ftn4" title="">[4]</a><em>Lihat </em>Murtadha Muthahhari, <em>Syesyi Makoleh</em>, diterjemahkan oleh Muhammad Ilyas Hasan dengan Judul <em>Kumpulan Artikel Pilihan </em>(Cet, I; Jakarta: Lentera Basritama, 2002), h, 221.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftnref5" name="_ftn5" title="">[5]</a>Kazuo Shumogaki, <em>op, cit., </em>h. 17.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftnref6" name="_ftn6" title="">[6]</a>Ali Rahmena, <em>Para</em><em>Perintis Zaman Baru Islam </em>(Cet. I; Bandung: Mizan, 1995), h. 239.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftnref7" name="_ftn7" title="">[7]</a>Eko Supriyadi, <em>Sosialisme Islam: Pemikiran Ali Syari'ati </em>(Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 27-28.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftnref8" name="_ftn8" title="">[8]</a>Ali Syari'ati, <em>Abu Dzar, </em>Diterjemahkan oleh Tim Muthahhari Paperbacks dengan Judul <em>Abu Dzar: Suara Parau Menentang Penindasan </em>(Cet.. 1; Bandung: Muthahhari Paperbacks, 2001), h. vii.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftnref9" name="_ftn9" title="">[9]</a>Eko Supriyadi, <em>op, cit., </em>h. 30-31.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftnref10" name="_ftn10" title="">[10]</a>Ali Rahmena, <em>op, cit., </em>h. 205.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftnref11" name="_ftn11" title="">[11]</a>Eko Supriyadi, <em>op, cit., </em>h. 31</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftnref12" name="_ftn12" title="">[12]</a><em>Ibid., </em>h. 32.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftnref13" name="_ftn13" title="">[13]</a>Ekky Malakky, <em>Ali Syari'ati: Filosof Etika dan Arsitek Iran Modern </em>(Cet. I; Bandung: Teraju, 2003), h. 14-15.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftnref14" name="_ftn14" title="">[14]</a>Ali Syari'ati, <em>A Glance at Tomorrow History, </em>diterjemahkan oleh Satria Panindito dengan Judul <em>Islam Agama Protes </em>(Cet. I; Jakarta: Pustaka Hidayah, 1992), h. 7.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftnref15" name="_ftn15" title="">[15]</a>Ekky Malakky, <em>op, cit., </em>h. 15.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftnref16" name="_ftn16" title="">[16]</a>Eko Supriyadi, <em>op, cit., </em>h. 34.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftnref17" name="_ftn17" title="">[17]</a><em>Ibid., </em>h. 35-36.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftnref18" name="_ftn18" title="">[18]</a><em>Ibid., </em>h. 38.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftnref19" name="_ftn19" title="">[19]</a>Ekky Malakky, <em>op, cit., </em>h. 20</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftnref20" name="_ftn20" title="">[20]</a>Eko Supriyadi, <em>op, cit., </em>h. 40.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftnref21" name="_ftn21" title="">[21]</a>Ali Rahmena, <em>op, cit., </em>h. 240.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftnref22" name="_ftn22" title="">[22]</a>Ekky Malakky, <em>op, cit., </em>h. 25.</span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><a href="http://indonesian.irib.ir/hidden-1/-/asset_publisher/m7UK/content/teologi-pembebasan-ali-syari%E2%80%99ati-bagian-pertama?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-1%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_m7UK%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-1%26p_p_col_count%3D3#_ftnref23" name="_ftn23" title="">[23]</a><em>Ibid., </em>h. 27.</span><br />
</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13353247010342933378noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7313676957758371154.post-63248716721829966592012-07-31T22:44:00.002-07:002012-07-31T22:44:51.893-07:00<br />
<h3>
<a href="http://selak.blogspot.com/2010/02/islam-agama-pembebasan-ali-syariati.html">Islam
Agama Pembebasan: Ali Syari’ati</a> </h3>
<i>Oleh</i> Cecep Sopandi<br />
<br />
Biografi Ali Syari’ati<br />
<br />
The Oxford Encyclopedia of the Modern Islamic World menyatakan bahwa sulit
menemukan biografi intelektual Syari’ati yang otoritatif. Banyak sisi kehidupan
Syari’ati yang tetap tersembunyi. Sejak ia wafat, setiap tahun memang banyak
karyanya yang diterbitkan di Iran untuk mengenangnya, namun datanya tidak
lengkap, tersebar, dan bercorak hagiografis, sehingga agak sulit dibedakan
antara kebenaran dan legenda.<br />
<br />
Ali Syari’ati lahir 23 November 1933, di desa Maziman, pinggiran kota Masyhad
dan Sabzavar, Propinsi Khorasan, Iran. Desanya berada di tepi gurun pasir Dasht
I Kavir, di sebelah Timur Laut Iran. Dia lahir dari keluarga ulama. Ayahnya,
Muhammad Taqi Syari’ati adalah seorang ulama yang mempunyai silsilah panjang keluarga
ulama dari Masyhad, kota tempat pemekaman Imam Ali Al-Ridha(w 818), Imam ke
delapan dari kepercayaan Islam Syi’ah.<br />
<br />
Kehidupan Syari’ati berakar di pedesaan. Di sanalah seperti ditulisnya dalam
otobiografinya pandangan dunia Syari’ati pertama kali dibentuk. Dia begitu
bangga akan leluhurnya, yang merupakan ulama-ulama terkemuka di masanya dan
mereka memilih menyepi di gurun Kavir.<br />
<br />
Guru pertama Syari’ati adalah Taqi Syari’ati, ayahnya sendiri, yang memutuskan
untuk mengajar di kota Mashyad, dan tidak kembali ke desanya seperti tradisi
leluhurnya.Sang ayah adalah ulama yang berbeda dari ulama tradisional. Sang
ayah ini mempunyai perpustakaan lengkap dan besar yang selalu di kenang
Syari’ati, yang secara metaforis dilukiskan sebagai mata air yang terus
menyinari pikiran dan jiwanya.Di masa kecilnya ini, Syari’ati gemar membaca di
perpustakaan ayahnya yang besar. Bahan bacaannya antara lain Les Miserables
(Victor Hugo), buku tentang vitamin dan sejarah sinema terjemahan Hasan Safari,
dan Great Philosophies terjemahan Ahmad Aram Syari’atikecil juga mulai menyukai
filsafat dan mistisme sejak tahun-tahun pertamanya disekolah menengah.<br />
<br />
Kombinasi sosok intelektual dan aktivis yang terjun langsung ke lapangan
membela ketidakadilan ini sedikit membentuk semangat intelektual yang juga
aktivis politik revolusioner. Dan dia pula, Syari’ati menyerap pandagan tentang
konstruksi sosiologis Marx, khususnya banalisa tentang kelas social dan truisme
(itsar). Syari’ati mengaku lebih banyak dipengaruhi Massigmon, George Gurvich,
Jean-Paul Sartre, dan Franz Fanon. Ketika berada di Perancis, dia sadar bahwa
pemikiran Barat bisa mencerahkan sekaligus memperbudak pemikiran pelajar Iran.<br />
<br />
Modernisasi dari atas dan sentralisasi kekuasaan yang dilakukan dengan tangan
besi; penerapan cara-cara militer yang ‘mengharuskan represi brutal terhadap
mereka yang menentang, menjadi cirri utama rezim kekuasaan Reza Syah.
Modernisasi dan Industrialisasi yang dijalankan pada dasarnya berkiblat pada
Negara-negara di Eropa Barat.<br />
<br />
Dia melihat adanya proses pembaratan total yang membentuk Eropanoid. Dari sini
muncul pemikirannya yang memetakan intelektual menjadi Intelektual Islam yang
meniru, dan ‘intelektual sejati’ yang mengikuti tradisi para nabi dan
menyadarkan umatnya sekaligus punya tanggung jawab dan misi social. Syari’ati
juga berusaha memecahkan masalah yang dihadapi Kaum Muslim berdasarkan
prinsip-prinsip Islam. Pada tanggal 18 Juni, Pouran, istri Syari’ati, beserta
tiga putrinya hendak menyusul ke London. Tetapi, kali ini pihak berwenang
menolak mengizinkan Pouran dan Mona, anaknya yang berusia 6 tahun, untuk
meninggalkan Iran. Tetapi Soosan dan Sara, dua anak lainnya, diperbolehkan.
Begitu keduanya tiba di Heathrow, Syari’ati menjemputnya dan membawa mereka ke
sebuah rumah yang telah disewa di daerah Southampton, Inggris.<br />
<br />
Tetapi keesokan paginya, 19 Juni 1977, Syari’ati ditemukan tewas di
Southampton, Inggris. Pemerintah Iaran menyatakan Syari’ati tewas akibat
penyakit jantung, tetapi banyak yang percaya bahwa dia dibunuh oleh polisi rahasia
Iran. Kematiannya menjadi mitos "Islam Militan" Popularitasnya
memuncak selama berlangsungnya revolusi Iran, Februari 1979. Saat itu, Fotonya
mendominasi jalan-jalan di Teheran berdampingan dengan Ayatullah Khomeini.<br />
<br />
ISLAM AGAMA PEMBEBASAN<br />
<br />
Pemahaman Islam yang ditawarkan Ali Syari’ati berbeda dengan pemahaman
maintreem saat itu. Islam yang dipahami banyak orang di masa Syari’ati adalah
Islam yang hanya sebatas agama ritual dan fiqh yang tidak menjangkau
persoalan-persoalan politik dan sosial kemasyarakatan. Islam hanyalah
sekumpulan dogma untuk mengatur bagaimana beribadah tetapi tidak menyentuh sama
sekali cara yang paling efektif untuk menegakkan keadilan, strategi melawan
kezaliman atau petunjuk untuk membela kaum tertindas (mustad’afîn).<br />
<br />
Islam yang demikian itu dalam banyak kesempatan sangat menguntungkan pihak
penguasa yang berbuat sewenang-wenang dan mengumbar ketidakadilan, karena ia
bisa berlindung di balik dogma-dogma yang telah dibuat sedemikian rupa untuk
melindungi kepentingannya.<br />
<br />
Syari’ati berpendapat bahwa Islam lebih dinamis dari pada agama lainnya.
Terminologi Islam memperlihatkan tujuan yang progresif. Di Barat, kata
"politik" berasal dari bahasa Yunani "polis" (kota),
sebagai suatu unit administrasi yang statis, tetapi padanan kata Islamnya
adalah "siyasah", yang secara harfiyah berarti "menjinakkan
seokor kuda liar,", suatu proses yang amengandung makna perjuangan yang
kuat untuk memunculkan kesempurnaan yang inheren.<br />
<br />
Islam, dalam pandangan Syari’ati bukanlah agama yang hanya memperhatikan aspek
spiritual dan moral atau hanya sekadar hubungan antara hamba dengan Sang Khaliq
(Hablu min Allah), tetapi lebih dari itu, Islam adalah sebuah ideologi
emansipasi dan pembebasan:<br />
<br />
" Adalah perlu menjelaskan tentang apa yang kita maksud dengan Islam.
Dengannya kita maksudkan Abu Zar; bukan Islamnya Khalîfah . Islam keadilan dan
kepemimpinan yang pantas; bukan Islamnya penguasa, aristokrasi dan kelas atas.
Islam kebebasan, kemajuan (progress) dan kesadaran; bukan Islam perbudakan,
penawanan dan pasivitas. Islam kaum mujâhid; bukan Islamnya kaum ulama. Islam
kebajikan dan tanggungjawab pribadi dan protes; bukan Islam yang menekankan
dissimulasi (taqiyeh) keagamaan, wasilah ulama dan campur tangan Tuhan. Islam
perjuangan untuk keimanan dan pengetahuan ilmiah; bukan Islam yang menyerah,
dogmatis, dan imitasi tidak kritis (taqlîd) kepada ulama".<br />
<div class="MsoNormal">
<br />
Selanjutnya, gambaran Islam pembebasan ditegaskan kembali oleh Syari’ati:<br />
<br />
" Adalah tidak cukup dengan menyatakan kita harus kembali kepada Islam.
Kita harus menspesifikasi Islam mana yang kita maksudkan: Islam Abu Zar atau
Islam Marwan (bin. Affan), sang penguasa. Keduanya disebut Islam, walaupun
sebenarnya terdapat perbedaan besar diantara keduanya. Satunya adalah Islam
ke-khalîfah-an, istana dan penguasa. Sedangkan lainnya adalah Islam rakyat,
mereka yang dieksploitasi dan miskin. Lebih lanjut, tidak cukup syah dengan
sekadar berkata, bahwa orang harus mempunyai kepedulian (concern) kepada kaum
miskin dan tertindas. Khalîfah yang korup juga berkata demikian. Islam yang
benar lebih dari sekedar kepedulian. Islam yang benar memerintahkan kaum
beriman berjuang untuk keadilan, persamaan dan penghapusan kemiskinan" .<br />
<br />
Ali Syari'ati menyebut Islam sebagai agama pembebasan. Islam, menurutnya,
bukanlah agama yang hanya memperhatikan aspek spiritual dan moral atau hubungan
individual dengan Sang Pencipta, melainkan lebih merupakan ideologi emansipasi
dan pembebasan. Syari'ati juga mengatakan masyarakat Islam sejati tak mengenal
kelas. Islam menjadi sarana bagi orang-orang yang tercerabut haknya, yang
tersisa, lapar, tertindas, dan terdiskriminasi, untuk membebaskan diri mereka
dari ketertindasan itu.<br />
<br />
Syariati mendasarkan Islamnya pada kerangka ideologis. Dia memahami Islam
sebagai kekuatan revolusioner untuk melawan segala bentuk tirani, penindasan,
dan ketidakadilan menuju persamaan tanpa kelas. Syari'ati bahkan mencetuskan
formula baru: ''Saya memberontak maka saya ada.''. .<br />
<br />
Islam pembebasan adalah Islam yang diwariskan oleh Imam Husein; kesyahidannya
di Karbala menjadi sumber inspirasi bagi mereka yang tertindas untuk memelihara
Islam yang otentik itu. Sehingga, Islam yang demikian adalah Islam Syi’ah awal,
yakni Islam Syi’ah revolusioner yang dipersonifikasikan Abu Zar al-Ghifari
dengan kepapaannya, dan Imam Husein dengan kesyahidannya. Keduanya merupakan
simbol perjuangan abadi ketertindasan melawan penguasa yang zalim. Islam Syi’ah
revolusioner ini kemudian mengalami "penjinakan" di tangan kelas atas
– penguasa politik dan ulama yang memberikan legitimasi atas "Islam"
versi penguasa. Ulama, tuduh Syari’ati dengan menggunakan jargon Marxis, telah
menyunat Islam dan melembagakannya sebagai "pemenang" (pacifier) bagi
massa tertindas, sebagai dogma kaku dan teks skriptural yang mati. Ulama
bergerak seolah-olah di dalam kevakuman, terpisah dari realitas sosial.<br />
<br />
Menurut pengamatan Syari’ati, selama 7 abad sampai masa Dinasti Safavi,
Syi’isme (Alavi) merupakan gerakan revolusioner dalam sejarah, yang menentang
seluruh rezim otokratik yang mempunyai kesadaran kelas seperti Dinasti Ummayah,
Abbasiyah, Ghaznawiyah, Saljuk, Mongol, dan lain-lain. Dengan legitimasi ulama
rezim-rezim ini menciptakan Islam Sunni versi mereka sendiri. Pada pihak lain,
Islam Syi’ah Merah, seperti sebuah kelompok revolusioner, berjuang untuk membebaskan
kaum yang tertindas dan pencari keadilan.Syari’ati melihat rezim dan lembaga
keulamaan, yang bisa jadi terkadang ditunggangi pihak luar, sebagai manipulator
masa lampau Iran dan arsitek yang menjadikan tradisi menjadi penjara.<br />
<br />
Rezim Syah Iran tidak membangkitkan agama, tetapi mempertahankan kerajaan yang
mandek, sementara para ulama mempertahankan kemandekan Islam. Menurut
Syari’ati, apa yang terjadi di Iran adalah, bahwa di satu sisi, para ulama yang
menjadi pemimpin agama selama dua abad terakhir telah mentransformasikannya
menjadi bentuk agama yang kian mandek, sementara di sisi lain orang-orang yang
tercerahkan yang memahami kekinian dan kebutuhan generasi dan zaman, tidak
memahami agama. Akhirnya, kata Syari’ati, "Islam sejati tetap tak diketahui
dan tersembunyi dalam relung-relung sejarah".<br />
<br />
Bagi Syari’ati, Islam sejati bersifat revolusioner, dan Syi’ah sejati adalah
jenis khusus Islam revolusioner. Tetapi entah mengapa dalam perjalanan waktu
kemudian Islam telah berubah menjadi seperangkap doa-doa dan ritual yang tak
bermakna sama sekali dalam kehidupan. Islam hanya sebatas agama yang mengurus
bagaimana orang mati, tetapi tidak peduli bagaimana orang bisa survive dalam
kehidupan di tengah gelombang diskriminasi, eksploitasi, dan aneka penindasan dari
para penguasa zalim. Agama model seperti ini yang sangat disukai para penguasa
untuk menjaga kekuasaannya tetap aman, tanpa ada gangguan dari orang-orang yang
ingin mengamalkan Islam sejati.<br />
<br />
Gagasan Syari’ati tentang Islam revoluioner atau Islam pembebasan sejalan
dengan gagasan tentang teologi pembebasan (theology of liberation) yang banyak
diusung oleh tokoh-tokoh revolusioner baik di Amerika Latin maupun Asia. Ide
dasar pemikiran antara Syari’ati dengan para pengusung teologi pembebasan
hampir sama, yakni ingin mendobrak kemapanan lembaga resmi keagamaan (ulama,
gereja) yang posisinya selalu berada pada pihak kekuasaan, dan berpaling dari
kenyataan ril umatnya yang selalu ditindas oleh kekuasaan itu. Mereka sama-sama
memberontak dan tidak puas dengan seperangkat doktrin yang telah dibuat oleh
ulama atau gereja untuk melindungi kepentingan kelas atas dan menindas kelas
bawah. Islam revolusioner dan teologi pembebasan sama-sama berupaya untuk
mengakhiri dominasi lembaga resmi agama dan mengembalikan hak menafsirkan agama
itu kepada rakyat, sehingga doktrin-doktrin yang terbentuk adalah ajaran agama
sejati yang berpihak pada kepentingan rakyat.<br />
<br />
Seperti yang pernah dinyatakan oleh Leonardo Boff, Teologi Pembebasan adalah
pantulan pemikiran, sekaligus cerminan dari keadaan nyata, suatu praksis yang
sudah ada sebelumnya. Lebih tepatnya, masih menurut Boff, ini adalah
pengungkapan atau pengabsahan suatu gerakan sosial yang amat luas, yang muncul
pada tahun 1960-an yang melibatkan sektor-sektor penting sistem sosial
keagaman, seperti para elit keagamaan, gerakan orang awam, para buruh, serta
kelompok-kelompok masyarakat yang berbasis keagamaan.<br />
<br />
Teologi Pembebasan adalah produk kerohanian. Dan harus diakui, dengan
menyertakan di dalamnya suatu doktrin keagamaan yang benar-benar masuk akal,
Teologi Pembebasan telah memberikan sumbangsih yang amat besar terhadap
perluasan dan penguatan gerakan-gerakan tersebut. Doktrin masuk akal itu telah
membentuk suatu pergeseran radikal dari ajaran tradisional keagaman yang mapan.
Beberapa diantara doktrin itu adalah ; 1). Gugatan moral dan sosial yang amat
keras terhadap ketergantungan kepada kapitalisme sebagai suatu sistem yang
tidak adil dan menindas, 2) Penggunaan alat analisis Marxisme dalam rangka
memahami sebab-musabab kemiskinan, 3) pilihan khusus pada kaum miskin dan
kesetiakawanan terhadap perjuangan mereka menuntut kebebasan, 4) Suatu pembacan
baru terhadap teks keagamaan, 5) Perlawanan menentang pemberhalaan sebagai
musuh utama agama 6) Kecaman teradap teologi tradisional yang bermuka ganda
sebagai hasil dari filsafat Yunani Platonis.<br />
<br />
Sejalan dengan kerangka pikir gerakan teologi pembebasan yang diusung oleh
kalangan revolusioner di lingkungan agama Katholik, Islam revolusioner atau
Islam pembebasan kurang lebih mempunyai kerangka pikir yang sama. Teologi
pembebasan berbasis pada kesadaran rohani dan Islam pembebasan juga berbasis
pada kesadaran Islam sejati atau otentik. Masing-masing mempunyai tujuan untuk
menjadikan agama sebagai sarana untuk memperjuangkan tegaknya keadilan,
meruntuhkan segala sistem despotik dan otoriter dan menjaga agar tidak ada
penindasan di muka bumi ini.<br />
<br />
Sebagaimana yang telah terekam dalam sejarah Islam, bahwa kedatangan Islam
adalah untuk merubah status quo serta mengentaskan kelompok yang tertindas dan
eksploitasi; mereka inilah yang disebut dengan kelompok masyarakat lemah.
Masyarakat yang sebagian anggotanya mengeksploitasi sebagian anggota yang
lainnya yang lemah dan tertindas, tidak disebut sebagai masyarakat Islam
(Islamic society), meskipun mereka menjalankan ritualitas Islam. Ajaran Nabi
menyatakan bahwa kemiskinan itu dekat dengan kekufuran, dan menyuruh umatnya
untuk berdoa kepada Allah agar dapat terhindar dari keduanya. Penghapusan
kemiskinan merupakan syarat begi terciptanya masyarakat Islam. Dalam hadis lain
Nabi menyatakan, bahwa sebuah negara dapat bertahan hidup walau di dalamnya ada
kekufuran, namun tidak bisa bertahan jika di dalamnya terdapat dhulm
(penindasan).<br />
<br />
Sayangnya, sebagaimana yang telah digelisahkan oleh Syari’ati, Islam yang
bersifat revolusioner ini segera menjadi agama yang kental dengan status quo.
Islam sarat dengan praktek feodalisme dan para ulama justru menyokong kemapanan
yang sudah kuat itu. Mereka lebih banyak menulis buku tentang kaidah-kaidah
ritual dan menghabiskan energinya untuk mengupas masalah-masalah furû’iyah
dalam syari’at, dan sama sekali mengecilkan arti elan fital Islam dengan
menciptakan keadilan sosial dan kepedulian Islam yang aktif terhadap kelompok
yang lemah dan tertindas (mustad’afîn). Mereka mengidentifikasi dirinya sebagai
mustakbirîn (orang yang kuat dan sombong).<br />
<br />
Seperti yang telah disebut di muka, Syari’ati "menuduh" ulama sebagai
sumber utama atas penyelewengan ajaran Islam yang bersifat revolusioner. Di
tangan ulama, Islam telah menjadi agama "orang mati" yang tidak
berdaya melawan "orang-orang yang serakah". Dalam konteks Iran, ulama
telah merubah Syi’ah dari kepercayaan revolusioner menjadi ideologi
konservatif; menjadi agama negara (din-i dewlati), yang paling tinggi menekankan
sikap kedermawanan (philanthropism), paternalisme, pengekangan diri secara
sukarela dari kemewahan. Sedangkan pada pihak lain, demikian Syari’ati
menggambarkan, ulama mempunyai hubungan organik dengan kemewahan itu sendiri
melalui kelas berharta.<br />
<br />
Karena ulama Syi’ah memperoleh pemasuka dari Khams (sedekah) dari sahm-i Imâm
(bagian dari zakat), mereka tak terhindarkan lagi terkait kepada orang kaya,
negara tuan tanah, dan pedagang bazaar. Sebagai respon terhadap orang yang
mengklaim bahwa ulama Syi’ah lebih independen dibandingkan dengan ulama Sunni.
Syari’ati berargumen bahwa hal itu mungkin benar pada masa sebelum Safavi,
tetapi tidak demikian setelahnya.<br />
<br />
Kritik terhadap Syari’ati<br />
<br />
Kritik yang cukup pedas dari Syari’ati kepada golongan ulama membuat para ulama
menberikan reaksi balik. Muthahari, salah sorang ulama terkemuka, memandang
Syari’ati telah memperalat Islam untuk tujuan-tujuan politis dan sosialnya.
Lebih jauh Muthahari menilai, aktivisme politik protes Syari’ati menimbulkan
tekanan politis yang sulit untuk dipikul oleh sebuah lembaga keagamaan seperti
Hussainiyeh Ersyad dari rezim Syah.<br />
<br />
Dan Memang, setelah Syari’ati banyak mengkritik lembaga ulama dan rezim,
Hussainiyeh Ersyad akhirnya ditutup paksa oleh pasukan keamanan. Selain
Muthahhari, masih banyak ulama sumber panutan (marja’ taqlid) seperti Ayâtullah
Khû’i, Milani, Rûhani, dan Thabathâba’i yang juga turut mengecam suara-suara
kritis Syari’ati. Bahkan mereka mengeluarkan fatwa yang melarang membeli,
menjual, dan membaca tulisan-tulisan Syari’ati.<br />
<br />
Setelah Syari’ati mengkritik ulama yang dinilainya sebagai akhund, Syari’ati
lantas menyampaikan tipikal ulama ideal. Menurutnya, ulama ideal, secara
sederhana, adalah ulama aktivis, yang menggalang massa untuk melakukan gerakan
protes. Sehingga dalam hal ini, ia menjadikan ayahnya sendiri dan Ayâtullah
Muhammad Baqir Sadr (dihukum mati oleh pemerintah Republik Islam Iran tahun
1979) atau pemikir aktivis dari kalangan Sunni seperti al-Afghani sebagai
idolanya. Khomaeni tentu saja cocok dengan kerangka Syari’ati mengenai ulama.
Tetapi Syari’ati tidak pernah menyatakan perasaannya secara terbuka tentang
Khomaeni. Informasi yang ada nampaknya memberikan indikasi bahwa Syari’ati
mengakui Khomaeni sebagai pemimpin besar.</div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
<br />
The Oxford Encyclopedia of the Modern Islamic World, Esposito: 2001, 294<br />
<br />
Ekky Malaky, Ali Syari’ati ; Filosof Etika dan Arsitek Iran Modern.
(TERAJU;Jakarta, 2004)<br />
<br />
Ali Rahnema, "Ali Syari’ati: Biografi Politik Intelektual Revolusioner
(Jakarta:Erlangga, 2002)<br />
<br />
Azyumardi Azra, Pergolakan Islam Politik; Dari Fundamentalisme, Modernisme
Hingga Post-Modernisme (Jakarta: Paramadina, 1996)<br />
<br />
Muhammad Nafis, "Dari Cengkeraman Penjara Ego Memburu Revolusi: Memahami
"Kemelut" Tokoh Pemberontak", dalam M. Deden Ridwan (ed.),
Melawan Hegemoni Barat: Ali Syari’ati dalam Sorotan Cendekiawan Indonesia
(Jakarta: Penerbit Lentera, 1999)<br />
<br />
Ali Syari'ati, Ideologi Kaum Intelektual: Suatu Wawasan Islam, Mizan, Bandung,
1985)<br />
<br />
Robert D. Lee, "Ali Shari’ati", dalam Mencari Islam Autentik: Dari
Nalar Puitis Iqbal, Hingga Nalar Kritis Arkoun, terj. Ahmad Baiquni (Bandung:
Mizan, 2000)<br />
<br />
Michael Lowy, Teologi Pembebasan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999)<br />
<br />
Wahono Nitiprawiro, Teologi Pembebasan: Sejarah, Metode, Praksis, dan Isinya (Yogyakarta:
LkiS, 2000)<br />
<br />
Asghar Ali Engineer, Islam dan Teologi Pembebasan, terj. Agung Prihantoro
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), cet. III</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b>Nota:</b> Cecep Sopandi adalah Mahasiswa Sosiologi Agama
UIN Jakarta. Manakala tulisan ini diperoleh di: http://dunia.pelajar-islam.or.id/dunia.pii/209/islam-agama-pembebasan-ali-syariati.html</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13353247010342933378noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7313676957758371154.post-52953480104397550972012-07-31T22:18:00.001-07:002012-07-31T22:18:23.911-07:00<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;">
<b><span style="font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">7 Kiat Menghadapi Ujian Hidup </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Life is Never Flat</span></b><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kehidupan di dunia tidak pernah datar dan
lurus-lurus saja. <i>Life is never flat and life is never straight</i>.
Pengusaha sukses tidak akan selamanya sukses suatu saat ia harus besiap
menghadapi kerugian. Pelajar yang pintar nan cerdas tidak akan selalu
mendapatkan nilai di atas rata-rata, suatu saat ia harus siap dengan nilai yang
tidak memuaskan. Orang yang badannya selalu sehat, harus siap jika suatu hari
tubuhnya dilanda kesakitan. Di suatu waktu, kebahagiaan tiba memenuhi ruang di
dalam hati, tapi di lain waktu seseorang harus siap ketika kesedihan kunjung.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; tab-stops: 156.0pt; text-align: justify;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7313676957758371154" name="more"></a><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ini adalah wujud bahwa semua yang ada di dunia
ini diciptakan oleh Allah swt. secara berpasangan dan semuanya tidak pernah
diam dalam suatu keadaan. Terus berputar, silih berganti. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dua Macam Ujian</span></b><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sobat muslim sejati (SMS), kita sering merasa
bahagia jika yang terjadi pada diri kita adalah sesuatu yang kita harapkan,
sesuatu yang kita inginkan dan kita cita-citakan. Kaya raya, bisnis sukses,
memiliki tubuh yang selalu sehat, memiliki keluarga yang <i>sakinah,</i> <i>mawaddah</i>
dan <i>rahmah</i>. Itu adalah beberapa contoh harapan dan keinginan hidup.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebaliknya, kita merasa sengsara, sedih, dan
berduka ketika mendapatkan segala hal yang tidak kita inginkan. Misalnya,
sakit. Siapa yang mau sakit? Tidak akan ada kan, karena semua orang hanya
menginginkan sehat. Misalnya juga bangkrut. Siapa pengusaha yang ingin usahanya
gulung tikar? Oh... tidak bisa! Begitu kata Sule, he... Atau tidak lulus Ujian
Nasional (UN) yang momok menakutkan bagi para pelajar kelas IX dan XII. Saya
kira tidak ada pelajar yang ingin gagal UN, semuanya pasti hanya menginginkan
satu kata saja tidak yang lain yaitu L-U-L-U-S alias lulus.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">SMS, Islam memandang bahwa bagaimana pun kondisi
yang sedang terjadi, semua adalah ujian kehidupan. Mau kesenangan atau
kesengsaraan, mau kebahagiaan ataupun kesedihan, dua hal ini adalah ujian. Dan,
memperkuat realitas tersebut, Ibnu Abbas mengungkapkan bahwa sesungguhnya dunia
adalah ruang ujian. <i>Innaddun-yā dārul balā. </i>Demikian<i> </i>tegasnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Namun, kebanyakan manusia baru merasa sedang
diuji oleh Allah ketika mendapatkan sesuatu yang tidak diharapkan
kedatangannya. Jika ini terjadi pada diri seseorang, Umar bin Khathab lebih
dahsyat menegaskan bahwa orang tersebut adalah <i>makhdū’un ‘an ‘aqlihi</i>,
tertipu oleh akalnya sendiri. Pertanyaan saya adalah, mungkinkah ada orang yang
tertipu oleh akalnya sendiri? Jika ada, orang tersebut adalah orang yang sangat
bodoh. Dan label ini diberikan Umar putra Khathab kepada orang yang tidak
merasa sedang diuji oleh Allah dengan segala bentuk kesenangan hidup.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<b><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menyikapi Ujian Hidup</span></b><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berdasarkan pemaparan di muka, ujian hidup
dibagi menjadi dua, yaitu ujian berupa kesenangan dan ujian berupa
kesengsaraan. Ujian kesenangan diistilahkan dengan <i>al-minhatu</i> dan ujian
kesengsaraan dilambangkan dengan <i>al-mihnatu</i>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Lalu, bagaimanakah kiat-kiat dalam menghadapi
kedua ujian tersebut? Untuk ujian kesenangan, sudah pasti bahwa sikap terbaik
kita adalah bersyukur kepada Allah atas segala karunia yang diberikan. Syukur
yang ditanamkan di dalam hati kemudian tumbuh menjadi amal-amal baik amaliyah
lisan maupun amaliyah badan, akan menjadi penambah karunia dan nikmat. Allah
swt. berfirman, <i>”Dan (ingatlah juga), ketika Rabb kalian memaklumkan,
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih".”</i> (Q.S. Ibrahim [14]: 7). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Yang akan saya kaji secara fokus pada ruang ini
adalah bagaimana kita menghadapi <i>al-mihnatu</i> atau ujian kesengsaraan
(menurut penilaian manusia)?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Baik SMS, kita mulai...</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Yakini bahwa yang terjadi adalah takdir Allah
swt.</span></b><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jurus pertama dalam menghadapi ujian hidup
adalah tanamkan keyakinan bahwa apa yang sedang terjadi merupakan takdir Allah
dan takdir Allah tidak akan salah sasaran serta tidak akan ada yang mampu
menahannya. Yakini juga bahwa ketika Allah menghendaki sesuatu terjadi kepada
kita, itulah yang terbaik untuk kita karena Allah Mahaadil dan tidak pernah
menzalimi hamba-hamba-Nya. Sekali lagi, Allah tidak akan pernah menzalimi
hamba-hamba-Nya. Musibah yang terjadi pada hakekatnya adalah kebaikan yang
sedang Allah berikan.</span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: black; font-size: 24.0pt; mso-ascii-font-family: "Arabic Typesetting"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Typesetting";">مَا أَصَابَ مِنْ
مُصِيْبَةٍ إِلاَّ بِإِذْنِ اللهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَ
اللهُ بِكُلِّ شَيْئٍ عَلِيْمٌ</span><span lang="AR-SA" style="color: black; mso-ascii-font-family: Georgia; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Georgia;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mā ashōba min mushībatin illā bi idznillāhi, wa
man yu`min billāhi yahdī qolbahu, wallōhu bikulli syai`in ‘alīmun</span></b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; mso-ascii-font-family: Georgia; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Georgia;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<i><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa
seseorang kecuali dengan ijin Allah dan barangsiapa yang beriman kepada Allah
niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya, dan Allah Maha Mengetahui
terhadap segala sesuatu.” </span></i><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(Q.S. At-Taghabun [64]: 11).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Beriman terhadap takdir Allah akan membuat hati
kita berada dalam hidayah Allah. Justru pikiran akan menjadi “gelap” saat hati
kita merasa sangat sengsara dengan ujian yang diterima. Insya Allah, orang yang
mengimani bahwa musibah itu bagian dari jalan hidup yang Allah gariskan, ia
akan merasa tenang dan ketenangan akan mempercepat pemecahan masalah, insya
Allah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Beban ujian setara dengan kekuatan diri</span></b><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bobot ujian yang menimpa sebanding dengan
kekuatan diri dalam menghadapinya. Jika pundak kita mampu memikul beban sampai 100
kg, misalnya, maka beban ujian yang Allah berikan tidak akan melebihi 100 kg.
Demikian ilustrasinya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nah, karena fitrah ujian adalah setara dengan
kekuatan diri, jurus jitu selanjutnya adalah yakini bahwa kita mampu
menghadapinya. Tetapi, banyak diantara kita yang merasa begitu sengsaranya
sampai berkeluh kesah dengan ujian yang dihadapinya. Ini adalah akibat yang
muncul karena kurangnya keyakinan terhadap fitrah ujian tersebut sebagaimana
difirmankan dalam al-Quran:</span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: black; font-size: 24.0pt; mso-ascii-font-family: "Arabic Typesetting"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Typesetting";">لاَ يُكَلِّفُ اللهُ
نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَ عَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ</span><span dir="LTR" style="color: black; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Lā yukalliful-lōhu nasan illā wus’ahā lahā mā
kasabat wa ‘alayhā maktasabat</span></b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; mso-ascii-font-family: Georgia; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Georgia;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<i><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Allah tidak membebani seseorang melainkan
sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya
dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya." </span></i><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(Q.S. Al-Baqarah [2]: 286).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Yakinlah bahwa kita bisa menghadapi ujian yang
ditimpakan, insya Allah...</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Lapangkan hati</span></b><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jika sesendok garam dilarutkan ke dalam segelas
air, bagaimana rasanya? Pasti asin, bukan? Lalu, jika sesendok garam dilarutkan
ke dalam air sekolam, bagaimana rasanya? Pasti tetap tawar.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Demikianlah gambaran ujian yang Allah berikan.
Jika hati kita sempit, ujian sekecil apapun akan terasa berat. Sebaliknya, jika
hati kita lapang, ujian seberat apapun insya Allah akan terasa ringan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Trik agar hati kita lapang adalah berdzikir
kepada Allah setiap saat termasuk ketika mendapat ujian. Dzikir kepada Allah
akan menenangkan hati kita dan hati yang tenang adalah hati yang lapang yang
akan memperingan bobot ujian hidup.</span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: black; font-size: 24.0pt; mso-ascii-font-family: "Arabic Typesetting"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Typesetting";">اَلَّذِيْنَ آمَنُوْا وَ
تَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ
الْقُلُوْبُ</span><span dir="LTR" style="color: black; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Alladzīna āmanū wa tathma`innu qulūbuhum bi
dzikrillāhi alā bi dzikrillāhi tathma`innul-qulūbu</span></b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; mso-ascii-font-family: Georgia; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Georgia;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<i><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram.” </span></i><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(Q.S. ar-Ra’du [13]: 28).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4. Buatlah perbandingan bobot ujian dengan yang
lebih berat</span></b><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Selanjutnya, buatlah perbandingan bobot ujian
dengan yang lebih berat. Misalnya, uijan berupa rasa sakit. Padahal sudah
diperiksakan ke dokter tapi masih belum menemui kesembuhan sehingga terkadang
ada yang menyesali keadaan atau bahkan mempertanyakan keadilan Allah, <i>na’udzubillāhi
min dzālik</i> (kita berlindung kepada Allah dari hal tersebut). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam keadaan seperti itu, coba bandingkan bobot
ujian yang kita rasakan dengan sahabat kita yang saat itu juga sedang mengalami
rasa sakit. Sementara saat sakit kita masih bisa buang air sendiri tanpa harus
dipapah berjalan ke jamban atau dibantu prosesnya, sahabat kita harus diapapah
dan dibantu proses buang airnya. Sahabat kita pun masih untung bisa ke jamban
buang airnya meskipun harus dipapah dan dibantu, yang lain harus buang air di
tempat berbaringnya menggunakan selang. Terus demikian, lakukan perbandingan
dengan yang bobot ujiannya lebih berat. Insya Allah ini akan membuat kita
bersyukur dalam lautan musibah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5. Jemputlah solusi, jangan menunggunya!</span></b><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hukum kausalitas mengatakan bahwa tidak ada asap
kalau tidak ada api. Ada akibat karena ada sebab dan keduanya selalu selaras
dalam muatannya. Jika ingin mendapat akibat yang baik, maka ciptakanlah sebab
yang baik. Itu kata kuncinya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam cobaan pun berlaku hukum kausalitas.
Jemputlah solusi, jangan menunggunya! Berikhtiarlah mencari jalan keluar karena
yakinlah bahwa Allah memberikan masalah satu paket dengan jalan keluarnya.
Tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya. <i>Likulli dā`in dawā`un, </i>untuk<i>
</i>setiap penyakit ada obatnya. Demikian sabda Rasulullah saw. sebagai
representasi dari seluruh permasalahan hidup.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jika saat ini Anda sedang sakit, berobatlah
secara total dan sekemampuan diri. Berobat adalah bagian dari pencarian jalan
keluar agar segera sembuh. Begitu pula untuk seluruh masalah hidup,
berikhtiarlah menjemput solusi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6. Jangan lupa berdoa kepada Allah swt.</span></b><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Rasulullah saw. bersabda:</span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="color: black; font-size: 24.0pt; mso-ascii-font-family: "Arabic Typesetting"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Typesetting";">الدُّعَاءُ سِلاَحُ
الْمُؤْمِنِ ، وَعِمَادُ الدِّينِ ، وَنُورُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ</span><span lang="AR-SA" style="color: black; mso-ascii-font-family: Georgia; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Georgia;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ad-du’ā`u silāhul-mu`mini, wa ‘imādud-dīni, wa
nūrus-samāwāti wal ardli</span></b><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
<i>“Doa adalah senjata orang beriman, tiangnya agama dan cahaya langit dan
bumi”. </i>(H.R. Hakim dari Abu Hurairah. Al-Hakimberkata: <i>sanadnya shahih</i>).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Banyak-banyak lah berdoa kepada Allah ketika
cobaan dirasa berat. Insya Allah doa adalah satu kiat yang akan membuat hati
tenang dan tersemangati. Selain berdoa sendiri, minta pula lah doa kepada orang
lain termasuk kepada orang saleh yang masih hidup. Sehingga banyak “senjata”
yang dilancarkan kepada Allah sebagai upaya untuk mendapatkan solusi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">7. Tawakalkan sepenuhnya kepada Allah</span></b><span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ketika sudah mengupayakan segala daya,
serahankanlah urusannya kepada Allah. Jika segala urusan diserahkan kepada
Allah, insya Allah jaminan solusi sudah di tangan. Logikanya adalah, Allah
Mahatahu tentang diri kita, tentang apa yang kita rasakan, tentang apa yang
kita inginkan dan tentang apa yang sedang diupayakan, maka Allah akan memenuhi
hajat kita jika kita menyerahkan urusan kepada-Nya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="font-size: 24.0pt; mso-ascii-font-family: "Arabic Typesetting"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Typesetting";">وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ
مَخْرَجًا. وَبَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ، وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى
اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللهُ لِكُلِّ
شَيْئٍ قَدْرًا</span><span dir="LTR" style="mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Wa man yattaqil-lā`ha yaj’al lahū makhrojan. Wa yarzuqhu min
haitsu lā yahtasibu, wa man yatawakkal ‘alallōhi fahuwa hasbuhu innallōha
bāligu amrihi qod ja’alallōhu likulli syai`in qodron</span></b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="mso-ascii-font-family: Georgia; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Georgia;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“… Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan
Mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya. Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah
akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya.
Sesungguhnya Allah telah membuat ketentuan bagi segala sesuatu”.</span></i><span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (Q.S. ath-Thalaq [65]: 2-3).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Georgia","serif"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">SMS, ingat satu kali lagi bahwa hidup itu tidak pernah datar
tapi <i>gerinjul </i>dan hidup juga tidak lurus terus melainkan berkelok.
Semoga kita termasuk golongan orang yang ketika ditimpa ujian baik <i>al-minhatu</i>
maupun <i>al-mihnatu</i>, kita bisa melaluinya dengan sukses yang pada akhirnya
kita naik ke tingkat yang lebih tinggi.<br />
<br />
Salam perjuangan...!!!</span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13353247010342933378noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7313676957758371154.post-50606530233061648022009-05-20T09:51:00.001-07:002009-05-20T09:51:57.557-07:00Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13353247010342933378noreply@blogger.com0